IODIMETRI
I.
TUJUAN
·
Mengetahui kadar Hydrazine dengan metode titrasi
iodimetri
II.
DASAR TEORI
Iodimetri
merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung
I2 dengan suatu agen
pereduksi. I2 merupakan
oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara
iodimetri sangat terbatas. Beberapa
contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion
sulfite, Sn2+, As3+, atau N2H4. Akan tetapi karena sifatnya yang
moderat ini maka titrasi dengan I2 bersifat lebih selektif dibandingkan
dengan titrasi yang menggunakan titrant oksidator kuat.
Dalam
proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri). Iodium
hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol/liter pada suhu 25oC),
tetapi agak sukar larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Larutan
iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan
pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan dengan sublimasi dan
ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbang dengan teliti sebelum
dan sesudah penambahan iodium. Akan tetapi biasanya larutan distandarisasikan
terhadap suatu standar primer, As2O3 yang paling banyak
digunakan. (Underwood,1986).
Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang
dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar.
Dalam kebanyakan titrasi lansung dengan iod (iodimetri), digunakan suatu
larutan iod dalam kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalah ion
tri-iodida, I3-. Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup
kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga
memberi warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut
sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan
untuk mengetahui titik akhir titrasi.