KARAKTERISTIK IKATAN
GLIKOSIDIK KARBOHIDRAT
SECARA
POLARIMETER
Tujuan Praktikum
•
Mengidentifikasi
molekul karbohidrat dengan mengukur rotasi optik.
•
Mengidentifikasi
karakteristik kimia dan polarimeterik monosakarida dan disakarida.
Dasar Teori
Karbohidrat adalah senyawa golongan polihodroksi aldehid dan polihidroksi
keton yang mengandung oksigen dengan perbandingan ( 2 : 1 ).
A. Monosakarida ( karbohidrat tunggal )
•
Monosakarida ini
dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
•
Pentosa : tersusun dari 5 atom carbon (
arabinosa, ribosa, xylosa )
•
Hektosa : tersusun dari 6 atom carbon (
fruktosa / levulosa,glukosa, galaktosa
)
•
Memiliki
atom karbon 3 sampai 7
• Setiap atom
karbon memiliki gugus hidroksil, keton atau aldehida.
•
Setiap molekul
monosakarida memiliki 1 gugus keton atau 1 gugus aldehida
•
Gugus
aldehida selalu berada di atom C pertama
•
Gugus
keton selalu berada di atom C kedua
B . Oligosakarida ( tersusun dari beberapa monosakarida )
•
Kelompok ini
terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dll.
Namun paling banyak dipelajari adalah kelompok disakarida yang terdiri dari
maltosa, laktosa, dan sukrosa (dekstrosa). Dua dari jenis disakarida ini
termasuk gula reduksi ( laktosa dan maltosa ) sedangkan sukrosa tidak termasuk
gula reduksi.
•
Polisakarida
terdiri dari 2 unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi
kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui
satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1
dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan α dengan melepaskan satu molekul
air. Hanya monosakarida yang terikat dalam bentuk α yang karbohidratnya dapat
dicerna. Disakarida dapat dipecah melalui proses hidrolisis.
C. Polisakarida
•
Merupakan polimer
karbohidrat, terbentuk dari unit yang berulang dan bergabung bersama dengan
obligasi glikosidik. Ketika semua monosakarida dalam polisakarida adalah tipe
yang sama, poliskaarida disebut Homopolysaccharide, tapi ketike lebih dari satu
jenis monosakarida hadir maka disebut Heteropolysaccharide.
•
Ikatan glikosidik
adalah jenis kelompok fungsional yang bergabung dengan karbohidrat ( gula ) molekul ke kelompok
lain. Sebuah ikatan glikosdia dibentuk antara kelompok hemiacetal dari Ikatan antara
dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik. Ikatan ini terbentuk antara
gugus hidroksil dari atom C nomor satu yang juga disebut karbon anomerik dengan
gugus hidroksil dan atom C pada molekul gula yang lain. Ikatan glikosidik
biasanya terjadi antara atom C no. 1 dengan atom C no. 4 dengan melepaskan 1
mol air.
CARA PENGGUNAAN POLARTIMETER
•
Bilas sel
polarimeter dg aquadest 2-3x. Bilas dglarutan yang akan diamati
•
Tuang larutan
yang akan diamati hingga permukaancembung
•
Tutup dg kaca
lensa, pastikan tidak adagelembung,tutup lalu bersihkan
•
Masukkan sel dalam
polarimeter dan atur titik nol alat dengan memutar “analyzer”
•
Putar “analyzer”
sampai daerah separuh lingkaranmenjadi sama warna/ cahaya
•
Baca sudut yang
terbaca
•
Lihat melalui kaca
okuler dan carilah dua daerahlingkaran separuh gelap yang bebeda, gelap
dikanan, gelap di kiri
•
Putar “analyzer”
sampai daerah separuh lingkaranmenjadi sama warna/ cahaya
•
Baca sudut yang
terbaca
Alat dan Bahan
Alat :
•
Polarimeter dan sel
1 dm
•
Labu ukur 50 ml
•
Labu ukr 100 ml
•
Penangas 37º C
Bahan :
•
Sampel Karbohidrat “X” 10 gram
•
HCL 10℅
•
HCL pekat
•
Oligosakarida (
sukrosa, maltosa, laktosa, rafinosa )
•
Larutan invertase
200 unit / ml dalam dafar asetat ( PH= 5 )
•
Larutan Na2CO3
jenuh
Cara Kerja
GLUKOSA 10% SEBANYAK 100 ml
•
Timbang 10
g glukosa, larutkan dg aquadest secukupnya
•
Masukkan dalam labu
ukur 100 ml, + aquadestad 100ml, tutup dan kocok ad homogen
•
Sisihkan 50ml untuk
diamati di polarimeter (observasi A)
•
Sisihkan 50ml dalam
beaker glass, + 1 tetes HCl 6N
•
Tunggu 30', amati
di polarimeter (observasi B)
FRUKTOSA 10% SEBANYAK 100 ml
•
Timbang 10
g fruktosa, larutkan dg aquadest secukupnya
•
Masukkan dalam labu
ukur 100 ml, + aquadest ad 100ml, tutup dan kocok
ad homogen
•
Sisihkan 50ml untuk
diamati di polarimeter (observasi A)
•
Sisihkan 50ml dalam
beaker glass, + 1 tetes HCl 6N
Tunggu 30', amati di polarimeter (observasi B)
SUKROSA 20% SEBANYAK 50 ml
•
Timbang 5
g sukrosa, larutkan dg aquadestsecukupnya
•
Masukkan dalam
labu ukur 50 ml, + aquadest ad 50ml, tutup dan kocok
ad homogen
•
Sisihkan 20ml
sukrosa 20%, + 20ml air, amati dipolarimeter (observasi A)
•
Sisihkan 20ml
sukrosa 20%, + 20ml HCl 6N,panaskan di WB selama 60°C selama 15'
•
amati di polarimeter
(observasi B)
Data Hasil Pengamatan
•
Levulosa 10℅ ( Fruktosa )
•
100 ml 50 ml ( tanpa HCL ) α1 = 164, 50
50 ml + 1 tetes HCL 6 N α2 = 163,90
•
Levulosa ( sesuai
literatur ) α = - 94
•
Perhitungan :
•
α)td = (α-180)x100/
i x c
=
(161,33 - 180)x100/ 2 x 10 = -93,35
Pembahasan
α teoritis fruktosa = - 94
Maka, fruktosa pada percobaan dapat dikatakan sesuai dengan
literatur karena sudah mendekati harga α nya.
Kesimpulan
•
Glukosa, fruktosa,
dan sukrosa bersifat optisaktif, yaitu mampu memutar bidang polarisasi cahaya;
glukosa dan sukrosa ke kanan,fruktosa ke kiri.
•
Pada penambahan
asam , pada glukosa dan fruktosa, menyebabkan terjadinya mutarotasi.
Daftar Pustaka
•
Fessenden, Kimia
Organik ed III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar