Choose?

Minggu, 02 Oktober 2011

KARAKTERISTIK IKATAN GLIKOSIDIK KARBOHIDRAT SECARA POLARIMETER

KARAKTERISTIK IKATAN GLIKOSIDIK KARBOHIDRAT
SECARA POLARIMETER

Tujuan Praktikum
      Mengidentifikasi molekul karbohidrat dengan mengukur rotasi optik.
      Mengidentifikasi karakteristik kimia dan polarimeterik monosakarida dan disakarida.

Dasar Teori
Karbohidrat adalah senyawa golongan polihodroksi aldehid dan polihidroksi keton yang mengandung oksigen dengan perbandingan ( 2 : 1 ).
A. Monosakarida ( karbohidrat tunggal )
      Monosakarida ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
      Pentosa            : tersusun dari 5 atom carbon ( arabinosa, ribosa, xylosa )
      Hektosa           : tersusun dari 6 atom carbon ( fruktosa / levulosa,glukosa, galaktosa )
      Memiliki atom karbon 3 sampai 7
      Setiap atom karbon memiliki gugus hidroksil, keton atau aldehida.
      Setiap molekul monosakarida memiliki 1 gugus keton atau 1 gugus aldehida        
      Gugus aldehida selalu berada di atom C pertama
      Gugus keton selalu berada di atom C kedua


B . Oligosakarida ( tersusun dari beberapa monosakarida )
      Kelompok ini terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dll. Namun paling banyak dipelajari adalah kelompok disakarida yang terdiri dari maltosa, laktosa, dan sukrosa (dekstrosa). Dua dari jenis disakarida ini termasuk gula reduksi ( laktosa dan maltosa ) sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi.
      Polisakarida terdiri dari 2 unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan α dengan melepaskan satu molekul air. Hanya monosakarida yang terikat dalam bentuk α yang karbohidratnya dapat dicerna. Disakarida dapat dipecah melalui proses hidrolisis.
C.  Polisakarida
      Merupakan polimer karbohidrat, terbentuk dari unit yang berulang dan bergabung bersama dengan obligasi glikosidik. Ketika semua monosakarida dalam polisakarida adalah tipe yang sama, poliskaarida disebut Homopolysaccharide, tapi ketike lebih dari satu jenis monosakarida hadir maka disebut Heteropolysaccharide.
      Ikatan glikosidik adalah jenis kelompok fungsional yang bergabung dengan  karbohidrat ( gula ) molekul ke kelompok lain. Sebuah ikatan glikosdia dibentuk antara kelompok hemiacetal dari Ikatan antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik. Ikatan ini terbentuk antara gugus hidroksil dari atom C nomor satu yang juga disebut karbon anomerik dengan gugus hidroksil dan atom C pada molekul gula yang lain. Ikatan glikosidik biasanya terjadi antara atom C no. 1 dengan atom C no. 4 dengan melepaskan 1 mol air.

CARA PENGGUNAAN POLARTIMETER
      Bilas sel polarimeter dg aquadest 2-3x. Bilas dglarutan yang akan diamati
      Tuang larutan yang akan diamati hingga permukaancembung
      Tutup dg kaca lensa, pastikan tidak adagelembung,tutup lalu bersihkan
      Masukkan sel dalam polarimeter dan atur titik nol alat dengan memutar “analyzer”
      Putar “analyzer” sampai daerah separuh lingkaranmenjadi sama warna/ cahaya
      Baca sudut yang terbaca
      Lihat melalui kaca okuler dan carilah dua daerahlingkaran separuh gelap yang bebeda, gelap dikanan, gelap di kiri
      Putar “analyzer” sampai daerah separuh lingkaranmenjadi sama warna/ cahaya
      Baca sudut yang terbaca

Alat dan Bahan
Alat     :
      Polarimeter dan sel 1 dm
      Labu ukur 50 ml
      Labu ukr 100 ml
      Penangas 37º C
Bahan  :
       Sampel Karbohidrat “X” 10 gram
      HCL 10℅
      HCL pekat
      Oligosakarida ( sukrosa, maltosa, laktosa, rafinosa )
      Larutan invertase 200 unit / ml dalam dafar asetat ( PH= 5 )
      Larutan Na2CO3 jenuh

Cara Kerja
GLUKOSA 10% SEBANYAK 100 ml
      Timbang 10 g glukosa, larutkan dg aquadest secukupnya
      Masukkan dalam labu ukur 100 ml, + aquadestad 100ml, tutup dan kocok ad homogen
      Sisihkan 50ml untuk diamati di polarimeter (observasi A)
      Sisihkan 50ml dalam beaker glass, + 1 tetes HCl 6N
      Tunggu 30', amati di polarimeter (observasi B)
FRUKTOSA 10% SEBANYAK 100 ml
      Timbang 10 g fruktosa, larutkan dg aquadest secukupnya
      Masukkan dalam labu ukur 100 ml, + aquadest ad 100ml, tutup dan kocok ad homogen
      Sisihkan 50ml untuk diamati di polarimeter (observasi A)
      Sisihkan 50ml dalam beaker glass, + 1 tetes HCl 6N
Tunggu 30', amati di polarimeter (observasi B)
SUKROSA  20% SEBANYAK  50 ml
      Timbang 5 g sukrosa, larutkan dg aquadestsecukupnya
      Masukkan dalam labu ukur 50 ml, + aquadest ad 50ml, tutup dan kocok ad homogen
      Sisihkan 20ml sukrosa 20%, + 20ml air, amati dipolarimeter (observasi A)
      Sisihkan 20ml sukrosa 20%, + 20ml HCl 6N,panaskan di WB selama 60°C selama 15'
      amati di polarimeter (observasi B)

Data Hasil Pengamatan
      Levulosa 10℅  ( Fruktosa )
      100 ml             50 ml ( tanpa HCL )                            α1 = 164, 50
                                    50 ml + 1 tetes HCL 6 N                    α2  = 163,90
      Levulosa ( sesuai literatur )     α = - 94
      Perhitungan :
      α)td  = (α-180)x100/ i  x c
      = (161,33 - 180)x100/ 2 x 10 = -93,35

Pembahasan
α  teoritis fruktosa  = - 94
Maka, fruktosa pada percobaan dapat dikatakan sesuai dengan literatur karena sudah mendekati harga α nya.

Kesimpulan
      Glukosa, fruktosa, dan sukrosa bersifat optisaktif, yaitu mampu memutar bidang polarisasi cahaya; glukosa dan sukrosa ke kanan,fruktosa ke kiri.
      Pada penambahan asam , pada glukosa dan fruktosa, menyebabkan terjadinya mutarotasi.

Daftar Pustaka
      Fessenden, Kimia Organik ed III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar